Saturday, October 11, 2014

Mantan, Oh...

Sore itu Cika datang ke kafe Imaji dengan riang dan bersukacita, sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Beda dengan Putri yang sedang galau, murung, gelisah dan pucat. Dan Jika yang sedang melamun, seperti kebiasaannya setiap hari di kafe Imaji.

"Kamu ini nggak mau prihatin dengan temanmu ini. Masa aku lagi patah hati bin frustasi bin galau gini kamu malah gembira, Cik?!" tegur Putri tegas.

"Ah, galau itu udah kuno, masa lalu itu mah. Sekarang waktunya gembira. haha..." Cika tertawa dengan lepas.

"Euh...." keluh Putri ketus. Euh itu imbuhan dalam bahasa Sunda yang artinya : huh..

"Emangnya kenapa sih kamu Put hari ini sensi banget kayaknya?"

"Aku masih ga bisa lupain mantan aku nih. Gimana caranya ya?"

"Kalau kata Bang Jika sih dengan menjalani hidupmu lebih fokus. Mencapai cita-citamu dan keluarga. Karena kalau kamu sukses, nanti dia yang akan menyesal Put!" ucap Cika menirukan gayanya Jika dengan logat Bataknya yang khas.

"Iya sih. Tapi, masalahnya aku itu orangnya yang harus punya pacar buat motivasi. Nah kalo kayak gini susah Cik!"

"Hmm..I don't know lah" jawab Cika sekenanya, karena dia tahu kalau sahabatnya itu sedikit susah dibilangin.

Jika langsung nimbrung aja. Dia tahu, kalau Putri bertanya harus langsung dijawab, kalau dibiarkan terlalu lama, dia bisa malah lebih down. Karena Putri itu orangnya temperamental, meledak-ledak, dan kadang cepat putus harapan.

"Put, menurutku kamu harus mulai meredefinisi motivasi itu sendiri. Yaitu dengan memulai motivasi itu dari diri sendiri, bukan dari luar. Kalau dari luar itu namanya dimanipulasi, bukan dimotivasi. Kalau pun masalahnya cuma sebatas pacar, ya cari aja yang lain. Hilang satu tumbuh seribu Put!"

"Iya Bang bener sih. Tapi jaman sekarang kebanyakan cowok nyarinya yang high class, yang cantik secara fisik. Nah sedangkan aku???" Putri cemberut.

"Ah, itu sih kamu aja nyarinya di tempat yang salah. Di tempat yang kamu anggap juga high. Ada kok pasti itu yang bisa menerima kamu apa adanya. Dan jangan mengeneralisasi pria kayak gitu Put!"

"Iya Bang, iya. Maaf. Tapi, rasa sayang itu bakal hilang dengan sendirinya seiring berjalanmya waktu gak sih Bang?"

"Aku sih gak pernah ngelupain rasa sayang. Karena aku berprinsip kalau kita harus menyayangi semua orang. Tapi buat memilih siapa yang jadi pendamping kita, harus ditentukan siapa yang bisa juga dipercaya dan pantas buat diri kita ini"

"Eh Bang, kalau kita masih menyayangi orang di masa lalu kita, dan orang itu pun masih menyayangi kita, tapi cowok itu udah punya cewek. Apa tanggapan abang? Soalnya nih, ada temen aku yang kayak gitu kasus sama mantannya" tanya Cika.

"Ya, si cowok harus tahu kalau dia harus memilih dan ceweknya mau ga mau harus siap buat dipilih kan?"

“Oh gitu ya Bang…”

Angin senja berhembus ke Utara, melewati lubang ventilasi di atas jendela kaca kafe Imaji. Perasaan terbawa sesaat ke masa lalu. Tapi ini bumi, tetap berputar membawa kita ke masa depan bersama keinginan, harapan dan cinta kasih.

No comments: