Sore itu Cika datang ke kafe Imaji dengan riang dan
bersukacita, sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Beda dengan Putri yang sedang
galau, murung, gelisah dan pucat. Dan Jika yang sedang melamun, seperti
kebiasaannya setiap hari di kafe Imaji.
"Kamu ini nggak mau prihatin dengan temanmu ini.
Masa aku lagi patah hati bin frustasi
bin galau gini kamu malah gembira, Cik?!"
tegur Putri tegas.
"Ah, galau itu udah kuno, masa lalu itu mah.
Sekarang waktunya gembira. haha..." Cika tertawa dengan lepas.
"Euh...."
keluh Putri ketus. Euh itu imbuhan dalam
bahasa Sunda yang artinya : huh..
"Emangnya kenapa sih kamu Put hari ini sensi
banget kayaknya?"
"Aku masih ga bisa lupain mantan aku nih.
Gimana caranya ya?"
"Kalau kata Bang Jika sih dengan menjalani
hidupmu lebih fokus. Mencapai cita-citamu dan keluarga. Karena kalau kamu
sukses, nanti dia yang akan menyesal Put!" ucap Cika menirukan gayanya Jika dengan logat Bataknya yang khas.
"Iya sih. Tapi, masalahnya aku itu orangnya yang
harus punya pacar buat motivasi. Nah kalo kayak gini susah Cik!"
"Hmm..I
don't know lah" jawab Cika sekenanya, karena dia tahu kalau sahabatnya
itu sedikit susah dibilangin.
Jika langsung nimbrung aja. Dia tahu, kalau Putri
bertanya harus langsung dijawab, kalau dibiarkan terlalu lama, dia bisa malah
lebih down. Karena Putri itu orangnya
temperamental, meledak-ledak, dan kadang cepat putus harapan.
"Put, menurutku kamu harus mulai meredefinisi
motivasi itu sendiri. Yaitu dengan memulai motivasi itu dari diri sendiri,
bukan dari luar. Kalau dari luar itu namanya dimanipulasi, bukan dimotivasi.
Kalau pun masalahnya cuma sebatas pacar, ya cari aja yang lain. Hilang satu
tumbuh seribu Put!"
"Iya Bang bener sih. Tapi jaman sekarang kebanyakan
cowok nyarinya yang high class, yang cantik secara fisik. Nah
sedangkan aku???" Putri cemberut.
"Ah, itu sih kamu aja nyarinya di tempat yang
salah. Di tempat yang kamu anggap juga high.
Ada kok pasti itu yang bisa menerima kamu apa adanya. Dan jangan
mengeneralisasi pria kayak gitu Put!"
"Iya Bang, iya. Maaf. Tapi, rasa sayang itu
bakal hilang dengan sendirinya seiring berjalanmya waktu gak sih Bang?"
"Aku sih gak pernah ngelupain rasa sayang. Karena
aku berprinsip kalau kita harus menyayangi semua orang. Tapi buat memilih siapa
yang jadi pendamping kita, harus ditentukan siapa yang bisa juga dipercaya dan
pantas buat diri kita ini"
"Eh Bang, kalau kita masih menyayangi orang di
masa lalu kita, dan orang itu pun masih menyayangi kita, tapi cowok itu udah
punya cewek. Apa tanggapan abang? Soalnya nih, ada temen aku yang kayak gitu
kasus sama mantannya" tanya Cika.
"Ya, si cowok harus tahu kalau dia harus
memilih dan ceweknya mau ga mau harus siap buat dipilih kan?"
“Oh gitu ya Bang…”
Angin senja berhembus ke Utara, melewati lubang
ventilasi di atas jendela kaca kafe Imaji. Perasaan terbawa sesaat ke masa
lalu. Tapi ini bumi, tetap berputar membawa kita ke masa depan bersama
keinginan, harapan dan cinta kasih.
No comments:
Post a Comment