Beberapa hari lagi aku akan hadir di kehidupanmu. Tidak akan aku beritahu sebelumnya. Kejutan. Tapi yang jelas, banyak yang ingin aku sampaikan kepadamu saat nanti kita bertemu. Banyak yang ingin aku ingat kembali bersamamu ketika nanti kita sudah menjadi tua. Banyak yang ingin aku ceritakan bahwa kita pernah menjalani hidup ini berdua, ya hanya berdua.
Manis, pahit, sakit, senang dan sedih kita rasakan dalam hati yang menjadi satu selama ini. Selama lebih kurang sembilan bulan aku bersamamu, dirawat olehmu, diberikan makanan yang sama dengan yang kamu makan, bernafas dengan udara yang sama dengan yang kamu hirup. Sembilan bulan ini adalah berarti selamanya untukku.
Manis, pahit, sakit, senang dan sedih kita rasakan dalam hati yang menjadi satu selama ini. Selama lebih kurang sembilan bulan aku bersamamu, dirawat olehmu, diberikan makanan yang sama dengan yang kamu makan, bernafas dengan udara yang sama dengan yang kamu hirup. Sembilan bulan ini adalah berarti selamanya untukku.
Katamu, tidak sabar ingin segera menemuiku. Sementara kamu hanya bisa mengelus hangat perutmu. Mendekapku bersama tubuhmu, tubuh kita yang menyatu. Dan demi pertemuan kita, kamu rela mengorbankan segalanya, bahkan itu adalah nyawamu.
Kamu tahu, perjalananku untuk bisa menemuimu nanti akan menjadi perjalanan yang sangat panjang dan beresiko. Ya, dalam perjalanan yang sebenarnya hanya berasal dari dalam perutmu menuju ke dunia luar itu mungkin akan membunuhku, membunuhmu, dan atau membunuh kita berdua. Tapi, itulah perjalanan yang kita tunggu selama ini. Perjalanan melewati ruang rindu antara alam nyata dan fana. Perjalanan yang akan mengubah hidupmu dan tentunya memulai hidupku di bumi.
Saat aku sampai nanti dalam dekapanmu, kamu tidak lagi menjadi manusia yang sama. Orang akan mulai memanggilmu dengan panggilan Ibu. Dan aku, akan mulai belajar menjadi manusia. Kita akan bersama-sama merubah dunia menjadi semakin nyata.
Perjalananku itu adalah perjalanan yang akan kembali menjelaskan bahwa kita sungguh tidak mempunyai kuasa melewati sebuah batas kulit yang tipis kecuali dengan perjuangan kita bersama. Sampai nanti akhirnya aku bisa menemuimu, maka itu adalah kemenangan kita melawan kesakitan yang tidak tertahankan.
Tolong ingatkan aku kembali jika kelak setelah besar aku lupa tentang darah yang mengalir di tubuhku ini adalah berasal dari darah yang sama denganmu. Tolong ingatkan aku kembali jika kelak setelah dewasa aku menjadi tidak bijak menggunakan daging dan tulang yang tumbuh bermula dari embrio di dalam rahimmu ini. Tolong ingatkan aku kembali, jika sebenar-benarnya surga yang nanti mungkin seperti jauh aku cari itu ada di telapak kakimu.
Tunggulah, aku akan datang dengan segala kebahagiaan yang kamu tunggu. Tunggulah, aku akan datang menjemput kasih sayang yang sudah kamu persiapkan untuk tidak akan pernah putus. Tunggulah, aku akan datang dan memakai nama yang telah kamu persiapkan. Tunggulah, aku akan datang, segera!
Bulan Juni, 1988. Di dalam rahimmu.
No comments:
Post a Comment