Setelah
berjalan – jalan di Danau Toba dan Pulau Samosir, aku berencana melanjutkan
perjalanan ke Padang untuk menaiki kereta wisata Mak Itam di sana. Sayangnya,
tidak ada jalur kereta api dari Medan menuju Padang. Sehingga, perjalananku
harus dilanjutkan dengan menggunakan bus. Dan hal yang perlu diingat ketika
akan melakukan perjalanan lintas Sumatera menggunakan sarana transportasi umum
adalah bahwa sarana transportasi tersebut tidak tersedia dalam jumlah banyak.
Bahkan kadang hanya ada satu kali perjalanan dalam sehari.
Kebetulan,
hari itu masih ada jadwal perjalanan bus ALS (Antar Lintas Sumatera) jurusan
Padang yang akan berangkat jam 17.00 WIB. Maka, daripada harus menunggu
besoknya lagi, aku putuskan untuk melanjutkan perjalanan hari itu juga,
mengingat rute dan waktu perjalanan sampai ke Padang itu bisa sampai 24 jam.
Masih
diantar oleh Ook, Andri dan Wawan, aku menuju pool bus ALS untuk memesan tiket.
Sayangnya, ternyata jatah kursi duduk sudah habis. Hanya tinggal jatah “kursi
setan” yang tersisa. Kursi setan adalah sebutan untuk kursi jongkok yang
disediakan oleh awak bus untuk penumpang yang tetap ingin menumpang busnya.
“Gimana
bang, mau duduk di kursi setan?” itu Wawan bertanya “Biasanya nanti juga ada
yang turun di tengah jalan, jadi abang bisa gantian duduk. Atau kalau gak mau
ya berarti abang pesan tiket bus yang besok aja”
Kalau
melihat rute dan perjalanannya yang jauh, aku sebenarnya hampir kehilangan
nyali untuk duduk jongkok di jalan yang berkelok – kelok, sudah dipastikan aku
akan muntah! Tapi, aku tidak punya pilihan. Kalau harus menunggu besok, berarti
aku harus menunggu total dua hari untuk sampai ke Padang. Terpaksa aku membeli
tiket “kursi setan” tersebut. Tapi, ternyata keberuntungan sedang berpihak
kepadaku. Ketika bus hendak melaju, salah satu penumpang membatalkan pemesanan
tiketnya sehingga aku berkesempatan menukar tiket kursi setan dengan tiket
kursi manusia.
***
Armada
ALS yang aku tumpangi mulai membelah jalan Sumatera. Pemandangan hutan yang
mulai gelap menjelang malam bukanlah pemandangan yang biasa aku saksikan di
sepanjang sejarah perjalananku di pulau Jawa. Suara musik melayu dan lagu lawas
yang dulu sering aku dengar di radio mulai terdengar mendayu – dayu di speaker bus. Bus terus melaju melintasi
rumah – rumah penduduk yang berselang seling dengan gereja – gereja kecil
tempat masyarakat sekitar beribadah.
Beberapa
kali bus berhenti untuk beristirahat. Ada yang menarik dengan bus ALS ini, setiap
kali berhenti penumpang diwajibkan turun dan isi bus dibersihkan dari ujung ke
ujung. Sehingga ketika penumpang kembali memasuki bus kembali bersih dan rapih.
Penumpang pun dapat tidur dengan nyaman selama perjalanan. Jarang aku temui
awak bus yang berkomitmen melayani penumpang seperti ini. Two thumbs up for all of you guys!
Selama
perjalanan pun, aku melihat kerjasama antara supir ALS dengan para pengendara
lain, karena mereka tidak bisa menyerobot jalan secara sembarangan. Dari jauh jika sudah melihat ada kelokan
sempit namun ada mobil yang sedang menuju arah berlawanan, maka salah satu
diantaranya harus berhenti terlebih dulu memberi jalan kepada yang lain.
Bayangkan saja kalau para supir itu mengedepankan ego seperti banyak supir di
kota besar, sudah dipastikan kendaraan mereka akan jatuh ke jurang!
***
Menjelang
pagi, bus sudah mulai memasuki dataran minang. Keadaan geografisnya yang
berbukit – bukit dan berkelok – kelok membuatku sedikit pusing. Tapi
panoramanya di pagi hari yang tertutup kabut adalah obat mabuk yang luar biasa
indah!
Buat
aku, orang yang terbiasa bangun pagi langsung melihat cahaya dari monitor
sebuah personal computer, menikmati
pagi di tengah perjalanan membelah kabut dan hutan adalah sebuah pemandangan
yang cukup menakjubkan. Buat aku, orang yang tinggal dalam sebuah masyarakat
urban yang individualis, menyaksikan berbagai kearifan lokal masyarakat di
sepanjang perjalanan ini adalah sebuah hal yang juga tidak kalah keren. Buat
aku, orang yang setiap hari terkurung dalam kamar yang sempit, menyaksikan
dunia luar yang begitu luas adalah seperti baru bangun dari mimpi pagi ini.
No comments:
Post a Comment