Apa bedanya pengetahuan dan ilmu pengetahuan?
Pengetahuan adalah sekumpulan informasi yang kita ketahui. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah sekumpulan pengetahuan yang telah disepakati, diuji dan dicatat dalam bentuk laporan, jurnal atau buku.
Psikologi sebagai pengetahuan adalah informasi sederhana yang kita ketahui tentang pengalaman yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan pribadi dan atau lingkungannya. Sedangkan, psikologi sebagai ilmu pengetahuan adalah gejala-gejala kejiwaan pribadi dan atau sosial yang telah diuji menggunakan metode tertentu yang sebelumnya telah dipelajari dan disepakati oleh masyarakat ilmu pengetahuan secara umum.
Baru - baru ini seringkali muncul penjelasan - penjelasan mengenai kasus psikologi melalui dialog publik antara stasiun televisi dan psikolog yang membahas sebuah kasus tertentu, biasanya berhubungan dengan berita kriminal atau berita populer tentang figur tertentu. Psikolog secara instan biasanya langsung menilai kepribadian atau kejiwaan seseorang hanya dari gestur, raut muka atau nada suara objek yang sedang dibahas dalam dialog tersebut.
Namun, yang sangat disayangkan, penilaian psikologi tersebut lebih terkesan menghakimi suatu objek dalam tayangan tersebut. Biasanya dialog yang muncul seperti ini : "Wah, orang ini tuh penipu. Lihat bagian kelopak matanya berkedip - kedip gugup". Atau "Lihat matanya ke arah tertentu, menunjukkan dia sedang disetting". Atau diskusi dua arah antara narasumber dengan psikolog gaya psikologi menyerang.
Mungkin, penilaian tersebut dapat diterima karena memang sebelumnya sudah ada studi literatur mengenai psikologi gestur, raut muka atau nada suara. Tapi, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya, sebaiknya penilaian psikologi tersebut juga tidak muncul secara instan hanya dengan menggunakan sumber literasi.
Seperti selayaknya dokter, seorang psikolog mungkin bisa mendiagnosa pasiennya secara langsung dengan menggunakan data - data umum yang tersedia. Tapi, untuk mendapatkan hasil yang akurat, psikolog tersebut juga sudah seharusnya menguji secara lebih lanjut mengenai kasus yang tersedia sebelum memaparkannya kehadapan publik yang ditonton oleh jutaan mata tersebut. Karena, diagnosa psikologi yang terlalu kasar tersebut dapat menimbulkan penghakiman serupa atas kasus serupa yang mungkin ditemukan oleh masyarakat di lingkungannya. Padahal, tentunya psikologi seseorang tidak selalu sama. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi gerak mata, gestur atau nada suara.
Terlebih lagi, psikologi masih dianggap oleh sebagian orang sebagai ilmu pengetahuan yang sensitif yang bersifat pribadi. Seperti ilmu kedokteran, bahwa dokter seharusnya tidak memberitahukan hasil diagnosa pasien ke khalayak umum, kecuali kepada kerabat atau atas persetujuan pasiennya.
Sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya, psikologi juga sebaiknya tidak melanggar kaidah ilmu pengetahuan yang bersifat keboleh-jadian. Artinya, psikologi juga bukan suatu ilmu (yang benar - benar) pasti. Bukan sekedar logika matematika yang jika A maka B. Analisa psikologi masih menyimpan celah untuk salah. Celah untuk timbulnya anomali dari hukum - hukum psikologi itu sendiri.
Psikologi instan tidak salah jika tujuannya adalah untuk berbagi pengetahuan. Tapi, jika tujuannya adalah untuk sumber berita dan penilaian yang akan menjadi pertimbangan hukum serta masyarakat, sebaiknya kasus tersebut sudah benar - benar melalui serangkaian uji yang akurat, tidak hanya berdasarkan pengamatan dan literasi semata. Hal ini diperlukan supaya tidak menimbulkan kebingungan atau persepsi yang salah di masyarakat tentang psikologi itu sendiri.
No comments:
Post a Comment